Posting Terkini :

Part 1 # Mencintaimu Takdirku

Hai Bunda, di Bunda ruwais magazine sekarang sudah ada cerpen bersambung dari bunda-bunda tercinta. Salah satunya karya Bunda Chemy ini.




credit
Ada Cinta di kampus biru


Kampus biru, 10 tahun yang lalu
"Bangku ini kosong kan?", tiba-tiba kamu menghampiriku, bertanya apakah kursi di sebelahku kosong? "Ya," jawabku, dan kamu duduk di sebelahku. Aku pandangi kamu yang sedang asyik dengan buku-buku mu, tenggelam seperti biasanya, diam dan hanya melihat rangkaian rumus-rumus dalam buku makro ekonomi, tak terpengaruh suara mahasiswa lain yang riuh rendah. Ok, ini kesempatan untukku melihatmu dari dekat, ku teliti wajahmu, hidungmu yang mancung, matamu yang kecil, alis mata yang tegas panjang membentuk bulan sabit, bulu matamu yang lentik, dahimu yg seringkali berkerut, bibirmu yang tipis, dagu mu yang lancip serta kulit wajahmu yang putih dan mulus, you're really good looking, pretty... how come a boy so pretty like you? Oh itukah sebabnya girls want you so badly?.

"Kamu udah ngerjain tugas?" tiba-tiba kamu mendongakkan kepala dan bertanya padaku.

  "Eh, ya engggg ada yang belum aku kerjain sih," gotcha! aku terkejut sekaligus malu, kamu tahu aku sedang melihatmu lekat-lekat, owww so embarassing... bagaimana ini?

 "Nih aku kasih contekan." Kamu memberikan secarik kertas padaku.

  "Eh, ya thanks alot, i really need it."

Aku pun tersipu sambil menjulurkan tangan menerima secarik kertas dari mu.

"Aku kasian sama kamu, kemaren dibantai Pak kurdi, kenapa kamu waktu itu gak bisa kerjain soal? gak belajar ya?", kamu bertanya padaku.

'Whaaattt... damn, memalukan sekaliii, begitulah,"

Aku teringat minggu lalu ketika aku dipermalukan di depan kelas, itu semua gara-gara aku asyik nonton drama korea sampai larut malam ketimbang mempersiapkan tes lisan untuk besoknya.

 "Kita belajar bareng aja, nanti aku ajarin kamu, bentar lg UAS, kamu mau gak lulus lagi dikelas ini?" kamu menawarkan sesuatu yang tak mungkin ku tolak, aku memang mengulang dikelas ini, 3 kali mengulang! oh so desperate,... tentu saja aku mau, batinku, apalagi dengan tutor seganteng kamu.
Addicted to you

Dan sejak saat itu kami sering menghabiskan waktu bersama di kampus, di perpustakaan, kemudian berjalan beriringan dan tertawa bersama hingga saling menunggu untuk pulang bersama, hmmmm..... Aku pun terpaksa menjadi public enemy, menjadi sorotan mata-mata iri para girls on campus. Mereka melihatku seperti ingin memakanku hidup-hidup, seakan tak percaya mengapa idola mereka berjalan beriringan dengan gadis seperti ku?.

 Lho, memangnya kenapa aku ini? ada yang salah denganku? apa karena aku adalah invisible girl,mahasiswi biasa-biasa saja yang tak dikenal? atau karena umurku yang lebih tua dari kamu? hanya berjarak 3 tahun saja, aku pikir tak terlihat kesenjangan itu karena aku selalu berpakaian modis. sebulan, dua bulan, tak terasa waktu berlalu dan kami masih bersama-sama. kamu selalu membantuku mengerjakan tugas-tugas kuliah dan belajar bersama yang intens di perpustakaan.

But we are just friend, ya it's true... dari rentang waktu itu aku menunggu kamu berkata,

"aku suka kamu".

Tidak pernah sekalipun kata itu terlontar dari bibirmu. but it"s ok selama kamu selalu ada disampingku. Kamu memang selalu ada bila aku membutuhkan. Sekali waktu sepatu ku hilang ketika aku sholat di mesjid kampus, aku kebingungan,tak ada teman-teman ku disana karena aku ikut mengulang kelas angkatan bawah. Kamu ada dan bertanya mengapa aku celingukan seperti orang bingung?. Kamu pun akhirnya ikut celingukan mencari sepatu ku hingga kamu telat masuk kelas.

Sepatu hilang tak berbekas, kamu berlari ke warung depan kampus dan membawa sendal jepit pengganti sepatu ku. Pernah pula suatu malam, oh tidak bukan malam tapi dini hari, kamu datang berlari dan tergopoh menjemputku di depan tropicana club, sebuah klub malam di pelataran Cihampelas. Saat itu aku ditinggal pergi teman-teman yang lain yang tak sadar meninggalkanku sendiri, mereka pergi dengan setengah mabuk hingga lupa telah meninggalkanku.

Aku ketakutan setengah mati dan bersembunyi di balik tempat sampah yang kebetulan lumayan besar dan cukup untuk menelan tubuh ku agar orang lain tak melihat keberadaan ku. Tiga puluh menit aku menunggu mu dengan perasaan tak karuan dan menahan napas agar bau sampah bisa ku redam.

 "Kamu gak apa-apa kan?", kamu datang dengan terengah-engah, akupun tak sadar hingga langsung memeluknya dan menangis sesenggukkan.

 "It's ok, i'm here, ayo kita pulang", ujarmu ketika itu.

 "aku butuh penjelasan, kenapa kamu sampai ada di tempat seperti itu dengan pakaian mini seperti ini?"

Kamu memandangku from top to toe seperti orang jijik melihatku berpakaian ketat dan mini, dan kemudian menginterogasi ku begitu kami sampai di depan gerbang tempat kost.

Aku terdiam sejenak, "well, aku tadi ditawari silvia gantiin dia tugas jadi SPG rokok di BIP dari jam 7 malam sampai jam 10 malam, aku mau karena bayarannya lumayan", jawab ku.

 "lantas?" kamu bertanya kembali dengan mimik muka yang terlihat kesal.

 "Setelah itu teman-teman yang lain mengajakku pergi ke club karena hari selasa ini ada ladies night dan ada teman yang dapat free ticket, maka kesanalah kami, terus aku pergi ke toilet sebentar lalu tiba-tiba aku tak mendapati teman-teman, mereka pergi meninggalkanku," aku menjawab dengan sesenggukkan.

 "You are unbelieveble! Kenapa kamu mau diajak ke tempat seperti itu? kamu minum-minum jugakah?,you are so immature, you know that?!" kamu berkata setengah berteriak.

 "Enggak! aku gak ikut minum,sumpah! Maaf aku gak akan merepotkanmu lagi, malam-malam memintamu menjemputku", jawabku ketus sambil membuka pintu gerbang dan masuk ke tempat kost lalu menutup pintu gerbang dengan keras. Alih-alih mengucapkan terima kasih aku justru balik marah.

 Ya ampun, kenapa aku begini?, tak menghargainya sama sekali. aku menggerutu sendiri, menyesal. Walau aku seringkali menyusahkanmu dan membuatmu kesal namun kamu selalu ada dan ada lagi mengisi hari-hariku. Aku tak pernah memintamu untuk selalu menemaniku, kamu selalu datang secara tiba-tiba, berdiri di depan pintu gerbang kost ketika aku akan berangkat ke kampus biru.

 "Gimana perkembangan skripsi mu? sudah berapa bab kamu kerjakan?" tanyamu ketika kami makan siang di warung gudeg samping kampus biru.

 "Ngggg baru bab 1", jawabku dengan malas.

 "Sudah kuduga", ujarmu sinis.

  "Kita kerjakan bersama, outline skripsiku di acc bu Sri hr ini", kamu tersenyum menatapku, dimataku senyum itu seperti senyum pelecehan.

 Bagaimana bisa dia mengajukan skripsi secepat ini? Aku saja seniornya belum selesai mengerjakan skripsi, arrgghhh... kalo saja aku memilih jurusan jurnalistik ketimbang akunting hidupku tak akan complicated begini, batinku dlm hati. "kalo kamu mau graduate bareng aku, kamu harus fokus, tinggalkan dulu pekerjaan aneh-aneh yang membuang-buang waktu mu, SPG-SPG gak jelas, apa cita-citamu memang jadi SPG ya?, kamu itu pintar tapi habit malasmu keterlaluan", katamu mengejekku "kalo kamu bodoh gak mungkin kamu bisa lolos UMPTN", kata-katamu bersambung Aku hanya diam, mungkin dia benar, aku harus cepat lulus, usiaku mendekati 24 tahun, teman-teman seangkatan sudah banyak yang meninggalkanku, aku memang harus fokus.

 Bersambung.
Share this article :

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung, Semoga membawa manfaat.
Silahkan berkomentar dengan sopan.
Salam hangat dari Ruwais

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Bunda Ruwais Magazine - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger