Pada acara Sabis International Day
di salah satu sekolah di Ruwais, terdapat beberapa kemiripan kuliner dari berbagai
negara yang ditemukan. Bahkan hampir 99% makanan itu sama dengan yang
sering kita makan di Indonesia, 1% perbedaan hanya pada nama saja.
Beberapa kemiripan ini semakin bertambah setiap tahun acara ini
diadakan.
Sore itu, langit sedikit berawan, saya pikir akan turun hujan, padahal musim panas akan segera datang. Setelah pagi harinya membuat kue bolu kukus dan menyerahkan kepada panitia sebagai sumbangan acara International Day . Sore hari kami berempat, yaitu saya,suami dan anak-anak segera meluncur ke tempat acara. Awan yang bergelayut ternyata terkalahkan dengan sinar matahari sore. Hmmm suhu pun berubah menjadi 34′C, permulaan yang panas setelah beberapa bulan kebelakang kami di manja dengan sejuknya suhu kisaran 18′C.
International Day Sabis, diadakan setiap setahun sekali sebagai ajang perkenalan adat istiadat, kuliner serta tempat wisata masing-masing negara dari para siswa. Pergelaran dan bazar juga didukung oleh sebuah panggung yang diisi oleh beragam kesenian dari masing-masing negara.
Kami sering menyambut antusias pergelaran ini. Bertempat dalam sebuah lapangan yang luas beberapa stand dari berbagai negara berbaris dengan rapi sesuai urutan nomor yang ditentukan panitia. Yang patut diacungi jempol, biasanya hanya ada satu guru yang bertanggung jawab dalam acara ini, sedangkan panitia lainnya adalah seluruh pelajar dari Sabis International School, dari penjaga stand, pembawa acara, pengisi acara, dll.
Bazar dibuka pukul 16.00 waktu Ruwais, Abu dhabi. Para orangtua murid dipersilahkan menjelajah satu demi satu stand yang tersedia. Saat itu bazar diikuti oleh 14 negara. Yaitu, Philipina, Indonesia, Bangladesh, Korea, Srilanka, Pakistan, Mesir, Italia, Yaman, Syiria, UAE, Jordan, PAlestina, dan Libanon. Peserta tahun ini bertambah dibandingkan tahun yang lalu, seperti Korea, Italia, Yaman, dan Syiria. Tetapi ada juga yang absen pada tahun ini yaitu India.
Di pintu masuk, Bazar yang terdekat adalah Philipina, Stand yang meyerupai gubuk dan dihiasi beberapa topi pantai dan bambu hijau cukup membuat para tamu tertarik untuk mendatangi. Saya pun tak mau kalah, seperti biasa saya selalu teratur memasuki meja bazar setiap negara agar tidak ada yang terlewat. Satu yang perlu diketahui semua makanan, souvenir yang tersedia dimasing-masing stand adalah GRATIS. Kapan lagi kita keliling dunia mencicipi makanan dari berbagai negara.
Seperti yang saya katakan tadi saya menemukan beberapa kemiripan rasa, bentuk dan juga cara membuatnya. Seperti dari Philipina, saya menemukan Suman Balinghay makanan yang dibungkus daun pisang ini sangat mirip dengan lupis asal indonesia.Cara mengolah mie juga hampir sama mereka meracik dengan berbagai bumbu dan sayuran yang sama mulai dari sawi, campuran daging atau bakso dan bawang daun.
Sedangkan dari Bangladesh saya menemukan Shajer Phita makanan tradisional yang lagi-lagi mirip sekali dengan Indonesia yaitu Kembang goyang. Wisata kuliner saya tidak berhenti disitu, Stand-stand lain masih menunggu, dan satu yang saya takutkan yaitu kehabisan. Hehe
Setelah lelah menjelajah saya pun menikmati beberapa jenis makanan yang saya kumpulkan tadi di kursi penonton yang disediakan untuk menonton pergelaran seni.
Ahhhh selonjorannn capek juga yaa, waktunya makan . Keinginan keliling dunia pun sedikit terobati. Tak terasa hampir dua jam.
Salam hangat dari Ruwais Abu dhabi.
Sore itu, langit sedikit berawan, saya pikir akan turun hujan, padahal musim panas akan segera datang. Setelah pagi harinya membuat kue bolu kukus dan menyerahkan kepada panitia sebagai sumbangan acara International Day . Sore hari kami berempat, yaitu saya,suami dan anak-anak segera meluncur ke tempat acara. Awan yang bergelayut ternyata terkalahkan dengan sinar matahari sore. Hmmm suhu pun berubah menjadi 34′C, permulaan yang panas setelah beberapa bulan kebelakang kami di manja dengan sejuknya suhu kisaran 18′C.
International Day Sabis, diadakan setiap setahun sekali sebagai ajang perkenalan adat istiadat, kuliner serta tempat wisata masing-masing negara dari para siswa. Pergelaran dan bazar juga didukung oleh sebuah panggung yang diisi oleh beragam kesenian dari masing-masing negara.
Kami sering menyambut antusias pergelaran ini. Bertempat dalam sebuah lapangan yang luas beberapa stand dari berbagai negara berbaris dengan rapi sesuai urutan nomor yang ditentukan panitia. Yang patut diacungi jempol, biasanya hanya ada satu guru yang bertanggung jawab dalam acara ini, sedangkan panitia lainnya adalah seluruh pelajar dari Sabis International School, dari penjaga stand, pembawa acara, pengisi acara, dll.
Bazar dibuka pukul 16.00 waktu Ruwais, Abu dhabi. Para orangtua murid dipersilahkan menjelajah satu demi satu stand yang tersedia. Saat itu bazar diikuti oleh 14 negara. Yaitu, Philipina, Indonesia, Bangladesh, Korea, Srilanka, Pakistan, Mesir, Italia, Yaman, Syiria, UAE, Jordan, PAlestina, dan Libanon. Peserta tahun ini bertambah dibandingkan tahun yang lalu, seperti Korea, Italia, Yaman, dan Syiria. Tetapi ada juga yang absen pada tahun ini yaitu India.
Di pintu masuk, Bazar yang terdekat adalah Philipina, Stand yang meyerupai gubuk dan dihiasi beberapa topi pantai dan bambu hijau cukup membuat para tamu tertarik untuk mendatangi. Saya pun tak mau kalah, seperti biasa saya selalu teratur memasuki meja bazar setiap negara agar tidak ada yang terlewat. Satu yang perlu diketahui semua makanan, souvenir yang tersedia dimasing-masing stand adalah GRATIS. Kapan lagi kita keliling dunia mencicipi makanan dari berbagai negara.
Seperti yang saya katakan tadi saya menemukan beberapa kemiripan rasa, bentuk dan juga cara membuatnya. Seperti dari Philipina, saya menemukan Suman Balinghay makanan yang dibungkus daun pisang ini sangat mirip dengan lupis asal indonesia.Cara mengolah mie juga hampir sama mereka meracik dengan berbagai bumbu dan sayuran yang sama mulai dari sawi, campuran daging atau bakso dan bawang daun.
Sedangkan dari Bangladesh saya menemukan Shajer Phita makanan tradisional yang lagi-lagi mirip sekali dengan Indonesia yaitu Kembang goyang. Wisata kuliner saya tidak berhenti disitu, Stand-stand lain masih menunggu, dan satu yang saya takutkan yaitu kehabisan. Hehe
Setelah lelah menjelajah saya pun menikmati beberapa jenis makanan yang saya kumpulkan tadi di kursi penonton yang disediakan untuk menonton pergelaran seni.
Ahhhh selonjorannn capek juga yaa, waktunya makan . Keinginan keliling dunia pun sedikit terobati. Tak terasa hampir dua jam.
Salam hangat dari Ruwais Abu dhabi.
Post by Hana Sugiharti
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung, Semoga membawa manfaat.
Silahkan berkomentar dengan sopan.
Salam hangat dari Ruwais