Senang berbagi cerita ternyata tidak semudah menuangkannya dalam tulisan. Hal baru dan pertama kali mencoba menulis,semoga tidak membosankan buat yang membacanya…
Kedatangan
di Ruwais dimulai dengan pemandangan kebun rumah yang super berantakan, teras
yang kotor dan bau. Rasanya seketika jadi kangen dengan suasana rumah di
Indonesia yang hijau.
Sayang
rasanya melihat lahan yang lumayan luas dan seharusnya bisa jadi pemuas mata
tapi tidak tertata. Mulai berfikir mau diapain ya?mengingat pengalaman bercocok
tanam juga gak punya ditambah lagi pertanyaan yang muncul “bagaimana mungkin tanah pasir
bisa ditanami dengan berbagai tanaman?”Tidak menunggu lama, pertanyaan pertanyaan yang muncul sudah mulai terjawab dengan diundangnya Nur sang tukang kebun yang membantu menata kebun.Ternyata tanah pasir ini harus dilapisi dulu dengan kotoran unta supaya bisa ditanami.Senang dong membayangkan kebunku akan mulai tertata dan hijau. Tapi….beberapa hari harus bertahan mencium bau kotoran unta.Emang ya pepatah bersakit sakit dahulu bersenang senang kemudian harus juga dipraktekin disini,hehehe…
Sempat
bingung lagi, mau ditanamin apa ya?Ingat ingat pengalaman ke pasar,terbiasa di
Indonesia dengan aneka sayur segar yang sangat beraneka ragam.Di Ruwais sempat
bingung juga,sayuran hijau Cuma kenal
bayam,kangkung.Mau cari Daun singkong,kemangi
kok susah banget ya..(sebetulnya harus kuakui juga,mungkin bukan karena
keterbatasan sayuran yang ada, tapi keterbatasanku sendiri dalam hal masak
memasak,hahaha).
Ya
sudahlah lupakan ketidakmampuan dalam hal memasak, ahirnya order ke Nur buat
ditanamin kangkung, bayam,daun singkong dan kemangi . Susah
membedakan antara “gak sabar menunggu tumbuhan yang bakalan tumbuh” dengan “kurang
kerjaan”.Pagi dan Sore bahkan terkadang tengah haripun jongkok mengamati kapan
kira kira bibit yang ditanam akan muncul. Dan ahirnya kurang kerjaanku terjawab
di hari ketiga..Surprise rasanya jongkok di hari ke-3 mendapati daun daun kecil
muncul dipermukaan.Padahal gak tau yang tumbuh sayur atau rumput…
Kurang lebih sebulan dapat hasil juga,sayuran sayuran
kecilku sudah bisa menyenangkan hati….
Kangkung |
Pemandangan
awal yang begitu berantakan sudah mulai menyenangkan.Teras kotor yang semula
penuh debu dan kotoran, sudah mulai berubah jadi tempat bersantai bahkan kalau
pagi rame rame angkut sarapan ke teras.
Teras yang sudah direnovasi |
Selain
senang melihat sayuran dan tanaman tanaman hijau lain sudah tumbuh menghiasi
kebun.Yang lebih parah lagi “Percaya diri” buat nanam sendiri ikutan tumbuh
juga. Orang yang pertama tidak percaya tentu suami, “Emang bisa Nda nanam
nanam?,jangan-jangan entar tanaman yang sudah bagus, malah pada mati kesentuh
tangan bunda”..Wow!!!
Hmmm…mari
kita buktikan.Kali ini pengalaman mencari bumbu dapur yang jadi
dasar. Jahe,kunyit ada,Kencur yang gak
ada.Kunyit sdh berhasil ditanam.Giliran kencur,nyari yang punya kencur segar
buat dijadikan bibit juga gak ada.Semangat waktu di tawarin Mb IIn kencur,
sayang kencurnya sudah beku.Gak patah semangat,tetap dengan kepedean yang
tinggi dan coba coba,kencur yang sudah beku di jemur.Adanya kencurnya jadi
sperti spons yang diperas,hufftt…(Maaf Mb Iin, aku gak percaya omongan mb Iin kalau
kencur beku gak bakal bisa dijadikan bibit,haha).Ahirnya impor aja dari
Indonesia dengan kurir teman yang lagi pulang.
Bibit
bibit sayuran khas Indonesia sudah datang, sudah mulai ditanam juga,saatnya
bersabar menunggu,gak pake jongkok jongkok lagi,cukup rajin nyiram aja pagi dan
sore.Semoga hasilnya banyak,biar bisa segera panen dan bagi bagi dengan ibu ibu
Ruwais yang cantik….
“Ternyata
apa yang kita pikirkan tidak mungkin dan tidak bisa, dengan kekuasaan Tuhan
segalanya menjadi mungkin dan bisa”…
Post by Rita Mahriani
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung, Semoga membawa manfaat.
Silahkan berkomentar dengan sopan.
Salam hangat dari Ruwais